Waktu siswa untuk berpikir memilih jurusan IPA atau IPS semakin sempit. Mulai tahun ajaran ini para siswa sudah harus memilih jurusan yang mereka minati sejak di kelas 10. Bahkan ada sekolah-sekolah di Jakarta yang mulai kebijaksanaan ini 2 tahun yang lampau, hanya saja penjurusan dilakukan pada semester ke II kelas 10.

Dengan demikian berarti penjurusan bidang studi yang bertujuan unutk memfokuskan minat siswa bergeser semakin cepat.

Bagi para siswa, dihadapkan dengan situasi ini tidaklah mudah. Berada di rentang umur remaja tentunya masih dipenuhi oleh kebimbangan dan sikap ragu-ragu untuk mengambil keputusan yang tepat.

Sebab penjurusan IPA/IPS menuntun langkah para siswa ke fakultas yang akan mereka jalani saat kuliah nanti. Hal ini tentunya menambah beban para siswa.

Lalu apa yang dapat dilakukan untuk mengatsi masalah tersebut? Ketepatan memilih jurusan sangat berperan penting untuk masa depan karir setiap orang.

Agar nanti tidak salah jurusan, ada beberapa poin penting yang dapat dijadikan acuan untuk membantu pengambilan keputusan:

  1. Setiap orang dikarunia bakat yang istimewa oleh Tuhan. Maka coba telaah diri anda, dimana letak bakat anda. Misalkan berbakat mengatur keuangan organisai, berbakat dalam hal menulis naskah. Ruang lingkup bakat sangat luas, jadi jangan terpatri dengan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran sekolah saja.
  2. Adakah kegiatan yang membuat anda sangat tertarik sehingga dapat mengesampingkan hal lain? Jika anda, bisa jadi itu ah minat anda. Jika anda sudah menyadarinya, catatlah. Namun yang perlu diperhatikan, apakah minat itu bersifat konsisten atau hanya karena pengaruh orang lain?
  3. Coba amati raport, minimal 3 tahun ke belakang, nilai mata pelajaran apakah yang lebih tinggi dari yang lain, atau yang nilainya beberapa poin di atas KKM. Setelah diamati, coba lihat, masuk dalam kelompok IPA/IPS kah mata pelajaran tersebut?
  4. Point keempat ini yang perlu dicamkan. Tidak ada jurusan yang lebih baik dari yang lain. Banyak siswa yang mengira bahwa IPA lebih bergengsi, jika bisa masuk IPA pasti lebih pandai dari yagn masuk IPS. Jurusan IPA bisa lebih bebas memilih fakultas di universitas nanti. Semua itu adalah pandangan yang keliru. IPA dan IPS ataupun jurusan lain seperti Bahasa hanyalah perbedaan cara berpikir. Otak setiap manusia punya keunggulan di bidang masing-masing. Ada yang fungsi operasional numeriknya lebih baik daripada analisa bahasanya. Ada kemampuan fungsi daya bayang 3 dimensinya tidak sebagus kemampuan menghafalnya. Jadi jangan terpaku dengan image semata dalam mempertimbangkan jurusan.

Jika masih belum yakin untuk memutuskan, ada baiknya untuk meminta bantuan para profesional di bidang pendidikan, misalkan psikolog pendidikan. Dengan berkonsultasi dan menjalani tes bakat minat penjurusan oleh psikolog pendidikan, para siswa dapat memahami potensi diri, diarahkan untuk membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kelebihan yang dimiliki, serta diberikan pandangan mengenai dunia perkuliahan dan pekerjaan, sehingga para siswa dipersiapkan sejak dini dan menjalani pilihan dengan yakin dan mantap, dan dapat meraih prestasi yang optimal sesuai potensinya. Dengan demikian energi, waktu dan biaya meterial akan digunakan secara efektif.

Jadi mulai sekarang tidak perlu lagi bingung-bingung. Semakin cepat anda ketahui potensi diri, semakin mantap memilih, dan kesuksesan dalam sekolah sudah ada di tangan anda. Selamat belajar!

Penulis,

Dinda Nocyandri.M.Psi.Psikolog