Masih ingat kah kita ketika masih kecil sering kali kita ditanya oleh banyak orang “de… kalau sudah besar mau jadi apa?” Beberapa anak lelaki akan menjawab “aku mau jadi astronot” sedangkan banyak anak perempuan akan menjawab “Aku mau jadi artis”. Majalah Forbes melakukan survey bahwa beberapa pekerjaan impian bagi anak anak adalah astronot, pemusik, artis, penari, detektif, dan polisi. Tentunya kita sadari bahwa di dunia ini sedikit sekali orang orang yang pada akhirnya bergelut di bidang diatas yang dimana adalah impian dari kebanyakan anak ketika kecil. Di saat mereka menginjak usia remaja dan ditanya ingin kuliah apa, kebanyakan dari mereka akan menjawab “yah.. akunting deh bareng sama teman.” Atau “ IT karena sedang booming”. Mengapa demikian?

Salah satu keunggulan dari seorang anak yang sering kali tidak dimiliki oleh orang dewasa adalah daya imaginasi yang bebas dan tak terbatas. Anak kecil belum terikat oleh pikiran pikiran rasional, fakta fakta kehidupan, dan logika logika yang selalu digunakan oleh orang dewasa dalam mengambil keputusan. Tanpa kita sadari sebenarnya andaikan saja kita masih berani memberikan ruang di diri kita untuk bebas berimajinasi sesaat, maka banyak terobosan yang bisa terlahir dan memberikan dampak yang luar biasa bagi dunia.

Jaman dahulu kala ada 2 orang kakak beradik bernama Wilbur dan Orville Wright yang berimajinasi bahwa manusia akan bisa terbang di udara. Dengan imajinasi yang secara akal sehat tidak mungkin ini, kedua bersaudara tersebut tetap berupaya mencari cara agar manusia bisa terbang. Mereka bebaskan imajinasi mereka untuk menuntunnya pada sebuah tekad dan kepercayaan. Bahkan tak sedikit yang menganggap mereka gila. Pada akhirnya “kegilaan” mereka pun berhasil menjadi kenyataan dimana mereka pada akhirnya membuat manusia bisa terbang dengan menggunakan alat bantu yang disebut pesawat. Hal ini terwujud pada tahun 1903. Dan tentunya seluruh umat manusia pun masih menikmati hasil jerih payah Wright bersaudara dengan temuan pesawat terbang mereka sampai saat ini.

Sadarkah kita bahwa cahaya terang lampu yang kita nikmati sekarang pun merupakan hasil imaginasi seseorang yang bernama Thomas Alfa Edison yang telah mencoba sampai 1.000 kali barulah ia berhasil membuat cahaya tersebut.

Bayangkan bila di dunia ini tidak ada orang orang seperti mereka yang berani membebaskan imajinasi nya untuk berlari lari “liar” di kepala mereka. Mereka menolak untuk berkata “tidak bisa” atau “tidak mungkin”. Mereka memberikan ruang dan kesempatan kepada sang imajinasi untuk berkarya dan membawa dampak dalam kehidupan manusia. Dampak ini tidak hanya berlaku di jaman nya, namun juga di generasi generasi setelah nya.

Percayalah, ketika kita mempunyai sebuah imajinasi dan mimpi yang dirasa besar bahkan mustahil namun memiliki dampak positif bagi sekitar kita, Tuhan pasti sudah menaruh potensi tersebut di dalam diri kita. Hanya tinggal bagaimana kita memilih langkah yang akan kita tempuh. Apakah kita akan memilih untuk tinggal diam? Atau membebaskan imajinasi kita untuk berkarya dan turut berkontribusi memberi kebaikan di dalam kehidupan di muka bumi ini?