Tahun 2013 ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Indonesia mencanangkan penjurusan di tingkat SMA akan dilakukan di tingkat X. Kelompok peminatan dibagi menjadi 3 kelompok jurusa, yaitu: (1) Kelompok alam (matematika, fisika, kimia, biologi), (2) Kelompok sosial (sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi), dan (3) Kelompok bahasa dan sastra (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa daerah, bahasa asing). Kebijakan ini dikatakan banyak pihak merupakan tantangan dalam penerapannya, baik bagi pihak sekolah maupun pihak murid. Hal ini disebabkan karena pada saat memasuki kelas X atau kelas 1 SMA, kebanyakan siswa belum sepenuhnya memahami dan mengeksplorasi mata pelajaran di tingkat SMA sehingga belum dapat memastikan jurusan yang diinginkan. Pihak sekolah (kepala sekolah dan guru bimbingan konseling) yang memikul tanggung jawab untuk menempatkan siswanya di jurusan yang tepat, dituntut untuk dengan cermat menuntun siswa untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat pilihannya.

Pada dasarnya, kebijakan kurikulum baru ini tidak harus menjadi bencana nasional jika pihak sekolah maupun siswa memahami strategi untuk memilih jurusan yang tepat bagi siswa. Adapun strategi yang dapat membantu siswa SMA memilih jurusan yang tepat adalah sebagai berikut:

  1. Pahami keunggulan ketiga jurusan
    Selama ini kelompok peminatan alam seringkali di nomer satukan karena adanya pemikiran bahwa akan lebih mudah untuk memilih jurusan apapun di universitas nantinya. Ini adalah pemikiran yang menjebak yang dibentuk oleh sistem pemilihan jurusan di tingkat universitas. Siswa jurusan alam dapat memilih fakultas mana pun di universitas, sedangkan siswa jurusan sosial dan jurusan bahasa dan sastra memiliki keterbatasan dalam memilih fakultas. Kenyataannya, kelompok jurusan dibuat dengan tujuan untuk menguatkan kemampuan siswa di bidang-bidang tersebut sebagai bekal ilmu untuk pemilihan fakultas di universitas dan terutama cita-cita siswa. Jika tertarik dengan bidang yang berhubungan dengan kreativitas dunia periklanan atau media komunikasi, apakah tepat jika siswa justru menekuni pelajaran fisika dan kimia yang ada di jurusan alam? Bukankah lebih tepat jika siswa mengambil kelompok sosial atau kelompok bahasa dan sastra untuk mendapatkan bekal ilmu yang sesuai di bidang-bidang tersebut? Bayangkan banyaknya pengetahuan yang bisa didapatkan siswa selama 2.5 tahun sebagai bekal ilmu saat memasuki jurusan periklanan atau media komunikasi di universitas nanti.
  2. Komunikasi terbuka antara siswa, orangtua, dan guru kelas
    Orangtua memiliki harapan tersendiri terhadap masa depan anak yang bertujuan untuk kebaikan anak. Namun tentu saja orangtua sebaiknya menyesuaikan harapannya dengan kemampuan dan minat anak. Oleh karena itu, anak sebaiknya diberikan kesempatan untuk menyampaikan keinginannya terhadap jurusan yang diinginkan. Masukan guru kelas mengenai kemampuan berpikir anak melalui nilai-nilai pelajaran menjadi faktor yang juga menentukan ketepatan jurusan pilihan siswa. Orangtua dan guru kelas perlu menerima dengan terbuka pilihan anak. Misalnya: siswa yang memiliki nilai mencukupi untuk masuk ke kelompok peminatan alam sebaiknya juga tetap didukung jika siswa memilih kelas sosial ataupun kelas bahasa dan sastra jika siswa menunjukkan minatnya di salah satu dari kedua jurusan tersebut. Hal ini penting karena akan mempengaruhi motivasi belajar siswa selanjutnya.
  3. Kenali minat bakat dan kemampuan siswa
    Seringkali kesulitan siswa untuk memilih kelompok peminatan adalah karena siswa belum memiliki cita-cita di masa depan. Sebagian siswa bingung karena tidak punya pilihan, sebagian lagi bingung karena terlalu banyak pilihan. Namun intinya sama: sama-sama bingung. Ketidakpastian dalam hal ini sebenarnya dapat disiasati siswa dengan mengikuti tes minat dan bakat untuk penjurusan. Hasil yang didapat akan menunjukkan minat terbesar di bidang tertentu sehingga siswa dapat memilih peminatan di SMA yang sesuai dengan minat terbesarnya. Demikian juga dengan kemampuan berpikir siswa. Melalui tes intelegensi, siswa akan dapat menyesuaikan minat dengan kemampuan berpikirnya sehingga siswa nanti akan memiliki prestasi belajar yang baik di jurusan pilihannya.